Wednesday, June 8, 2011


Komunikator  Multimedia dalam Sistem Sosial pada Kegiatan Dakwah ad-Da’i Ilallah Al-Habib Hasan bin Ja’far Assegaf
Bab I
Pendahuluan
Pada zaman kekhalifahan Bani Abbas (750-1258 M) berkembanglah ilmu pengetahuan tentang Islam yang bercabang-cabang disamping kenyataan itu penghidupan lapisan atas menyimpang dari ajaran agama Islam. Dibentuknya dynasti Bani Abbas yang turun-temurun  mewariskan kekhalifahan. Istilah “muslim bila kaif” telah menjadi lazim. Hidupnya keturunan Sayidatina Fatmah Al-Zahra dicurigai, tiada bebas dan senantiasa terancam, ini oleh karena pengaruhnya anak cucu dari Al-Hasan dan Al-Huseyn r.a. atas rakyat sangat besar dan diseganinya. Keinginan kebanyakan orang Muslim adalah seorang keturunan Nabi yang seharusnya memegang kekhalifahan. Banyak yang dipenjarakan dan dibunuhnya oleh karenanya banyak pula yang pindah dan menjalankan diri dan pusat Bani Abbas di Bahdad,  AHMAD BIN ISA r.a.
Dari abad ke abad, kota Jakarta menggeliat dalam nafas keislaman yang sangat kental. Di tengah hiruk pikuknya Ibu Kota, ada sisi menarik yang patut disoroti di Kota Jakarta, yaitu banyaknya majelis-majelis yang didalamnya berisi tentang ajaran dan tradisi para Alawiyin atau habaib. Semakin hari jama’ah semakin bertambah. Majelis merupakan embrio dari majelis-majelis yang dirintis oleh para habaib yang datang untuk menyebarkan islam dengan cara berdakwah dan mengajarkan agama Nabi Muhammad saw.
Dakwah yang dimulai sejak zaman kenabian hingga kini telah mengalami berbagai perkembangan yang cukup signifikan. Mulai dari jumlah pengikut dakwah, metode dan cara, juga pergerakan-pergerakan atau jamaah yang mengusung dakwah itu sendiri. Perkembangan dakwah ini tidak terlepas dari pengaruh perkembangan zaman. Kemajuan teknologi bahkan menuntut dakwah dikemas secara lebih efisien dan mudah.
Dakwah adalah hal yang penting dalam islam. Dakwah merupakan salah satu penentu tercapainya kebahagiaan didunia dan diakhirat. Ini artinya dakwah penting dan wajib bagi kita semua umat islam. Ilmu dakawah diartikan sebagai segala aktivitas dan kegiatan yang mengajak orang untuk berubah dari suatu situasi yang mengandung nilai kehidupan yang bukan islami kepada nilai kehidupan yang islami.
Bab II
Pembahasan
Menelaah riwayat hidup komunikator di media massa
Nama                                        : ad- Da’i ilallah al-Habib Hasan bin Ja’far bin Umar bin Ja’far bin Syeikh bin Segaf bin Ahmad bin Abdullah bin Alwi bin Abdullah bin Ahmad bin Abdurrahman bin Ahmad bin Abdurrahman bin Alwi bin Ahmad bin Alwi bin Abdurrahman Assegaf bin Muhammad Mauladdawilah bin Ali bin Muhammad Shahibul Mirbath bin Ali Khali’ Qasam bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir bin Isa bin Muhammad an-Naqib bin Ali al-Uraidhi bin Ja’far Ash-Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Husein bin Ali bin Abi Thalib suami Sayyidah Fatimah az-Zahra binti Nabi Muhammad saw.    
Tempat Tanggal Lahir               : Bogor,  26 Februari 1977
Pendidikan                               : Beliau belajar dengan para habaib dan ulama, diantaranya :
Al Imam Al Hafidz Al Musnid Al Habib Abdullah bin Abdul qadir Bilfaqih dan putera-putera beliau : Habib Abdul qadir bilfaqih, Habib Muhammad bilfaqih, Habib Abdurrahman bilfaqih ( Pondok pesantren Daarul Hadits Al Faqihiyyah, Malang ).
• Syekh Abdullah Abdun, Daruttauhid malang
• Syekh Umar Bafadhol, Surabaya
• Al Imam Al Arif billah Al Habib Abdurrahman bin Ahmad bin Abdul qadir Assegaf dan putera-putera beliau diantaranya Al Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf (Yayasan Ats-Tsaqofah Al Islamiyyah ).
• Al Habib Muhammad Anis bin Alwi Al Habsyi (selaku yang mengijazahkan maulid simtudduror).
• Al Habib Abdullah bin Husein syami Alatas dikediaman beliau R.a.
• Al Habib Abubakar bin Hasan Alatas, Martapura.
• KH. Dimyati, Banten.
• KH. Mama Satibi dan putera beliau, Cianjur.
• KH. Buya Yahya, Bandung
• Muallim Sholeh, Bogor
Persiapan dari komunikator, Kredibilitas di media massa pada masyarakat tertentu
Asal mula Dakwah habib Hasan bin Ja’far Assegaf
Pada Tahun 1998, Habib Hasan membuka sekaligus memimpin Majelis Ta’lim Al-Irfan. Pengajian digelar di kediamannya, di Bogor, tepat di belakang rumah Habib Kramat Empang, Bogor. Pada suatu malam, setelah shalat Istikharah dan sebelumnya melakukan ziarah ke makam kakeknya, Habib Abdullah bin Muhsin Alattas, di Bogor, Habib Hasan bermimpi. “Ana bermimpi bertemu Habib Kuncung (Habib Ahmad bin Alwi Al-Haddad). Dalam mimpi itu Habib Kuncung berkata agar ana berdakwah di Jakarta,” tutur Habib Hasan.
Dakwah beliau menjunjung tinggi Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah SAW. Mengajak para pemuda pemudi, orang-orang tua maupun anak kecil berdzikir dan bersholawat yang dimulai dari :
• Kota bogor
• Sukabumi
• Bandung
• Jakarta dan sekitarnya.
Awalnya beliau berdakwah berkeliling dari rumah ke rumah murid-muridnya. Enam bulan kemudian, seorang jama’ah datang kepadanya dengan membawa seorang pria berumur separuh baya. Pria itu minta agar Habib Hasan bersedia mengobati kakinya.“Ketika itu ana bingung, karena ana belum pernah menangani hal demikian,” kenangnya. Namun, karena tidak ingin mengecewakan tamunya, Habib Hasan kemudian mengambil sebotol air putih dan membacakan Ratib Alattas. Botol itu kemudian diserahkan kepada si sakit dengan pesan agar diminum setibanya di rumah. “Dua hari kemudian orang itu kembali kemari dalam keadaan sembuh,” ujar Habib Hasan.
Entah bagaimana, rupanya peristiwa itu menyebar sehingga nama Habib Hasan dikaitkan dengan hal-hal yang bersifat mistis dan supranatural. Sejak itu, jama’ahnya pun bertambah secara signifikan, menjadi seratus orang.
Pada awal 1999, Habib Umar bin Hud Cipayung wafat. Habib Umar adalah teman kakek Habib Hasan. Wafatnya Habib Umar bin Hud habib Hasan pun berdo’a,   “Ya Allah,  jadikan aku seperti almarhum dalam hal ilmu dan amal.”“Satu bulan kemudian, jama’ah bertambah lagi, menjadi empat ratus orang.”
Karena pertambahan jama’ah yang cukup besar itu, pada akhir tahun 1999, atas saran H. Jamalih bin H. Piun, sesepuh setempat, ia memindahkan tempat ta’lim ke Masjid Al-Ahyar di Kampung Kandang. Ketika saran itu dilaksanakan, yang hadir ada sekitar lima ratus orang. Selanjutnya, jalan lebar seperti terbuka dengan sendirinya. Masjid-masjid sekitar Cilandak membuka pintunya lebar-lebar untuk menampung acara majelis ta’lim Al-Irfan.
Meranjak pada tahun 2000 jama’ah atau mitra dakwah dari majelis ta’lim Al-Irfan bertambah lagi menjadi sekitar delapan ratus orang, yang berdatangan dari seluruh penjuru Jakarta. Melihat hal itu, Habib Umar bin Hafidz dari Tarim, Hadhramaut, setelah meminta pertimbangan kepada Al-Alamah Habib Anis Al-Habsyi, mengubah nama majelis ta’lim itu menjadi “Nurul Muthofa”, yang maknanya “Cahaya Manusia Pilihan”.
Dua tahun kemudian. Pada tahun 2002, syiar dakwah pada majelis ta’lim Nurul Musthofa kian meluas. Mulai dari Warung Buncit, Mampang Prapatan, Kuningan, Kalibata, hingga Kreo. Jumlah jama’ahnya pun bertambah, menjadi sekitar dua ribu orang.
Pada tahun 2003, kiprah dakwah Habib Hasan bin Ja’far Assegaf pada Majelis Ta’lim Nurul Musthofa, mulai dikunjungi ulama-ulama besar, seperti Habib Abdul Qadir Al-Masyhur dari Makkah, Habib Zain bin Ibrahim bin Smith dan putranya, Habib Muhammad, dari Madinah, juga Habib Salim Asy-Syatiri dari Tarim, Hadhramaut.
Pada tahun 2007, pimpinan majelis ta’lim Nurul Musthofa Habib Hasan bin Ja’Far Assegaf  mulai mendirikan gedung khusus untuk kegiatan ta’lim di atas tanah hibah, yang terletak persis di belakang kediaman Habib Hasan. Padahal saat itu kontur tanah tersebut miring sehingga sulit untuk segera bisa merealisasikan pembangunan tersebut. Tanah itu perlu diurug. Namun untuk mengurug dibutuhkan tanah yang tidak sedikit. Apalagi kiri-kanan lahan tanah tersebut telah dibatasi tembok-tembok tetangga. Ketika menyadari hal itu, Rahman, tangan kanan Habib Hasan, menyatakan pesimistis. Namun Habib Hasan dengan tenang menjawab, “Sabar saja, nanti juga akan ada tanah untuk mengurug. ”Benar juga, beberapa hari kemudian, Rahman menerima kedatangan tetangga sebelah yang merencanakan ingin membuat kolam renang, sehingga akan membuang tanah yang cukup banyak. “Pucuk dicita, ulam tiba,” kata Rahman. Maka, tanpa kesulitan, tanah dari tetangga sebelah dipindahkan ke rumah Habib Hasan.


Kendala yang dihadapi dalam perjalanan dakwah Habib Hasan bin Ja’far Assegaf
Fitnah Berdatangan
Pada tahun 2003 adalah tahun ujian bagi Habib Hasan. Selain ayahnya, Habib Ja’far, wafat pada bulan haji, fitnah pun berdatangan kepadanya. Majelis Ta’lim Nurul Musthofa dikatakan sebagai majelis bid’ah, majelis syirik. Malah suatu hari, ketika ia bangun tidur, ranjangnya penuh dengan kalajengking. Maka Habib Hasan pun segera bangkit dari tidur dan berdoa. Dalam sekejap kalajengking-kalajengking itu mati semua. Pada kali yang lain ia menemukan seekor ular di kamarnya. Bahkan pernah selama satu bulan kakinya tidak bisa digerakkan. Selama itu kegiatan ta’lim diserahkan kepada adiknya, Habib Abdullah. Kakinya sembuh berkat bacaan rutin Subhanallah wa bihamdihi, Subhanallahil ‘adhim, Astaghfirullah.
Sempat terlintas dalam benaknya akan meninggalkan kegiatan majelis ta’limnya itu. Tapi dibatalkan, karena tidak disetujui Al-Alamah Habib Abdurrahman Assegaf, Bukit Duri.
Setelah mendapat dukungan Habib Abdurrahman, hatinya semakin mantap. Dan untuk menghadapi fitnah-fitnah itu, Habib Hasan melakukan ziarah ke makam para shalihin di berbagai tempat, seperti di Luar Batang, Kwitang, Bogor, Tegal, Pekalongan, Solo, Gresik, Surabaya, Bangil, Malang, dan lain-lain.
Tujuan Dakwah Habib Hasan bin Ja’far Assegaf
Mengikuti kakek moyang beliau sampai kejunjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Dan mengajak para muslimin dan muslimat :
• Membaca Al-Qur’an.
• Membaca Ratib Al-Atas dan Ratib Al-Haddad
• Mengenalkan salaf sholihin dengan berziarah kepada para wali Allah ketempat orang-orang sholeh.
• Membesarkan nama Rasulullah dengan pembacaan maulid

Harapan Habib Hasan bin Ja’far Assegaf
Bersabda Nabi Muhammad SAW : “ Seorang bersama yang dicintainya “, harapan beliau agar diakui oleh Rasulullah SAW dan datuk-datuknya. Semoga semua ummat Rasulullah SAW mendapat ridho Allah dan syafaat Rasulullah SAW, kelak nanti dihari kiamat masuk surga bersama Nabi Muhammad SAW.
Bersabda Nabi Muhammad SAW : “ Apabila telah tersebar perzinahan, perjudian, permabukan, anak durhaka kepada orang tua, istri durhaka kepada suami dan banyaknya yang makan riba maka masuklah kalian kejalan keluargaku, selamatlah kalian dari malapetaka (Riwayat Abu Daud).

Pendekatan Komunikasi antar budaya
Ad-Da’i ilallah habib Hasan bin Ja’far Assegaf berasal dari suku Betawi bisa dilihat dengan gaya bicara dan bahasa yang beliau gunakan. Ad-Da’i ilallah habib Hasan bin Ja’far Assegaf  bermula dakwah dari kampung ke kampung lalu beliau pindah dari wilayah ke wilayah. Beliau berawal hanya pada masyrakat sekitar rumahnya, lalu beliau mengajar kedaerah yang lebih luas. Beliau pun mengikuti perkembangan zaman pada zaman ini. Awal beliau berdakwah hanya menggunakan brosur untuk pemberitahuan majlis. Tetapi untuk sekarang ini beliau berdakwah bisa lewat media buku, internet, dan televisi.  
Melalui media buku beliau juga memajukan da’wahnya. Judul buku yang telah diterbitka baru dua buku yang pertama yaitu buku yang berjudul “Dakwah Pemuda Ibu Kota” dan yang kedua buku yang belum lama terbit yang berjudul “Mengenal Para Wali”.
Melalui media internet bisa dilihat pada situs web di alamat http://nurulmusthofa.org/. Dan untuk mempermudah jama’ah nya atau mitra dakwah nya dimanpun berada  beliau menggunakan media streaming untuk siaran langsungnya. Bisa dilihat di http://nurulmusthofa.org/streaming/. Dengan jadwal:
1.       Live TABLIGH AKBAR MAJELIS NURUL MUSTHOFA Setiap Sabtu Malam, Jam 21.00 - Selesai.
2.        Live MAJELIS NURUL MUSTHOFA AQIDATUL AWWAM Setiap Senin Malam, Jam 21.00 - Selesai.
3.       Live MAJELIS NURUL MUSTHOFA MALAM SENIN & MALAM RABU Setiap Setiap Malam Senin dan Malam Rabu, Jam 18.30 - Selesai.
Berdakwah melalui radio lakukan sejak tahun 2006. Radio yang Habib Hasan bin Ja’far Assegaf yaitu radio Ras Fm 97.5 FM. Setiap acara akbar malam minggu radio Ras FM selalu menyiarkannya secara langsung live dari pukul 21.00 s/d 24.00 WIB.
Beliau juga berdakwah melalui media TV swasta yang biasanya disiarkan pada bulan puasa yaitu pada salah satu program islami di TV One. Selain itu beliau juga  menjual kaset-kaset dan CD/ VCD hasil ceramah beliau disetiap acara. Sudah banyak kaset dan ribuan keping  CD/ VCD yang dihasilkan sampai saat ini.

Bab III
Penutup
Kesimpulan
Dakwah adalah hal yang penting dalam islam. Dakwah merupakan salah satu penentu tercapainya kebahagiaan didunia dan diakhirat. Ini artinya dakwah penting dan wajib bagi kita semua umat islam. Ilmu dakawah diartikan sebagai segala aktivitas dan kegiatan yang mengajak orang untuk berubah dari suatu situasi yang mengandung nilai kehidupan yang bukan islami kepada nilai kehidupan yang islami.
Cara pendekatan yang digunakan habib Hasan bin Ja’far Assegaf dengan berdakwah secar a langsung datang dari kampung ke kampung, lalu menggunakan media buku, internet dan televisi.

Daftar Pustaka


www. Nurulmusthofa.org
ad-Da’i ilallah Al-Habib Hasan bin Ja’far Assegaf
ad-Da’i Ilallah Habib Gasim bin Ja’far Assegaf