Wednesday, June 8, 2011


PENDEKATAN INSTITUSI TERHADAP RUBRIK HEADLINE DI LEMBAGA PERS MAHASISWA (LPM) INSTITUT UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Profil
Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) INSTITUT
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) INSTITUT merupakan salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang ada di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Lembaga ini menjadi wadah bagi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berminat dalam bidang tulis menulis (jurnalistik).
Pendirian lembaga ini, pada awalnya berada di bawah koordinasi senat mahasiswa yang dilatari semangat idealisme mengusung wacana kemanusiaan universal dan isu-isu kerakyatan.
Kontur politik ketika itu sangat represif terhadap pers. Tak heran jika banyak penerbitan mahasiswa Indonesia yang dibredel pemerintah. Dalam keadaan seperti itulah Lembaga Penerbitan Mahasiswa (LPM) INSTITUT lahir. Dimotori Muhriji Fauzi dan Safari Anas pada tahun 1984, Senat Mahasiswa IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta menerbitkan Surat Kabar Mahasiswa (SKM) “INSTITUT” yang mengulas isu-isu politik, gerakan mahasiswa, dan problem kerakyatan. Pada masa itu SKM INSTITUT tersebar di hampir seluruh pelosok nusantara.
Nama INSTITUT diambil dari bahasa latin Institute yang berarti lembaga, atau dalam dunia keilmuan lazim dipahami sebagai lembaga pendidikan. Sesuai dengan namanya, lembaga penerbitan mahasiswa INSTITUT disamping sebagai lembaga atau wahana pengembangan minat jurnalistik mahasiswa, juga sebagai ajang untuk tampil proaktif dalam menyuarakan nilai-nilai sebagaimana yang menjadi semangat pendiriannya.
Seiring berjalannya waktu, INSTITUT tak tahan dengan format Surat Kabar, pada awal 1990-an INSTITUT merubah format terbitannya menjadi Majalah INSTITUT. Awalnya majalah INSTITUT membahas beragam tema mulai dari demokrasi, nasionalisme, hingga soal keagamaan. Namun pada tahun 2005 tema yang dibahas bergeser dari isu nasional menjadi isu lokal kampus. Majalah sempat bertahan lama, tercatat hingga 39 Edisi.
Situasi kampus yang telah berubah, membuat format majalah tak lagi menarik. Apalagi dengan frekuensi terbit setahun sekali. Mahasiswa tak banyak menikmati sajian dari INSTITUT. Beragam cara ditempuh untuk mendekatkan INSTITUT dengan pembaca, maka diterbitkanlah buletin dwi mingguan. Buletin tersebut sempat mengisi kekosongan yang diakibatkan frekuensi terbit majalah yang terlampau lama. Meski demikian, pada periode itu INSTITUT menerbitkan produk baru yaitu Jurnal INSTITUT yang berisi tulisan ilmiah baik dari mahasiswa, dosen, maupun aktivis forum studi.
Pada Desember 2006, dimotori Moh. Hanifudin Mahfuds yang ketika itu menjabat Pemimpin Redaksi, perubahan format penerbitan kembali terjadi. Majalah dan Buletin Dwi mingguan diubah menjadi Tabloid  yang terbit bulanan. Tabloid INSTITUT pertamakali terbit mengangkat tema Demokrasi Sepihak ala Pilrek. Format tabloid dan Jurnal hingga kini masih terus dipertahankan.
Kegiatan Teranyar
Sebagai unit kegiatan mahasiswa yang bergerak dalam bidang jurnalistik dan intelektual, LPM INSTITUT selama tahun 2007 telah menyelenggarakan berbagai kegiatan. Secara garis besar kegiatan yang telah terlaksana dapat diklasifikasikan dalam beberapa kategori. Pertama, bidang penerbitan seperti penerbitan Tabloid hingga lima edisi, Jurnal edisi ke dua, dan Newsletter edisi Propesa dan Pemira. Kedua, seminar dan diskusi “Pers mahasiswa versus gerakan mahasiswa,” “Globalisasi jalan menuju kesejahteraan,” dan “Workshop pembuatan Blog dan jurnalisme online.”  Ketiga, kegiatan rutinitas seperti rapat redaksi tiap Rabu, dan diskusi mingguan setiap Jumat yang membahas tema seputar jurnalisme, analis media, filsafat dan ilmu sosial. Keempat, insidental seperti pelantikan dan rapat kerja pengurus dan Tour Forum Pers Mahasiswa se-Jabotabek (FPMJ). Kelima, pengkaderan seperti penerimaan anggota baru LPM. Keenam, Temu Alumni LPM INSTITUT dari angkatan 1984-2007.

Kegiatan Mendatang
Seiring berjalannya waktu, LPM INSTITUT akan terus berusaha untuk berkontribusi lebih banyak lagi dalam rangka menjaga eksistensi dan amanah lembaga. Kontribusi ini akan diwujudkan melalui kegiatan-kegiatan yang dapat memberikan nilai positif bagi anggota khususnya, pada sivitas akademika kampus ini umumnya. Diantara kegiatan yang akan dilaksanakan dalam jangka waktu dekat ini seperti pelatihan jurnalistik tingkat lanjut (PJTL), pelatihan pembuatan dan penulisan jurnal, pelatihan lay out, penerimaan anggota baru (training pers institut), penerbitan Tabloid edisi enam dan seterusnya, dan penerbitan jurnal edisi ke tiga.
Didalam penugasan Ujian Tengah Semester (UTS) ini saya akan mencoba mengamati produksi media cetak disebuah rubrik headline LPM institut dari Pra produksi hingga pasca produksi nantinya dijelaskan dibawah ini:
A.  Pra Produksi Pembuatan Berita
Proses pembuatan berita pada prinsipnya tak banyak berbeda di semua media. Di media yang sudah mapan, biasanya telah dibuat semacam prosedur operasional standar (SOP) dalam pembuatan berita, untuk menjaga kualitas berita yang dihasilkan.
Proses pembuatan berita biasanya dimulai dari Rapat perencanaan redaksi, Penugasan peliputan, Penulisan/penempatan halaman, Desain grafis/Layout, Editing/korektor bahasa, Cetak Optik/film sparasi.
Susunan redaksi:
Penanggung Jawab 
Moh.Hanifuddinm Mahfudz,  Saumi R,  Rosita Indah Sari
Bertanggung jawab atas semua pelaksanaan.
Pemimpin Redaksi  
Akhwani Subkhi, Ghulam Mubarok

Memimpin rapat redaksi dan menggontrol peliputan
Redaktur Pelaksana    
MS Wibowo, M. Irsyad
Bertanggung jawab kepada pemimpin redaksi.
Reporter
Akhwani Subkhi, Ardian, Haris, Titin, Zaki, Badru, Ira.
Melakukan peliputan berita.
Penulisan
Tia Agnes, Shulhan Rumaru
Penulis hasil peliputan.
 Edting dan Lay Outer
Dwi Setyadi      Pandi Merdeka

Menggedit hasil penulisan.
Cetak dan Distributor
Dede Supriatn, Ali Masykuri,  Ardian Arda, Hans.
Menyetak dan mendistribusikan tabloid

          1.Rapat perencanaan redaksi
   Rapat redaksi, yang juga merupakan jantung operasional media pemberitaan. Rapat redaksi merupakan kegiatan rutin, yang penting bagi pengembangan dan peningkatan kualitas berita yang dihasilkan.
   Dalam rapat redaksi ini, para reporter, pemimpin redaksi, redaktur pelaksana, lay outer dan distributor. Mereka semua bisa mengajukan usulan-usulan topik liputan. Usulan itu sendiri bisa berasal dari berbagai sumber. Misalnya: Undangan liputan dari pihak luar, konferensi pers, siaran pers, berita yang sudah dimuat atau ditayangkan di media lain, hasil pengamatan pribadi si jurnalis, masukan dari narasumber/informan, dan sebagainya.
Sasaran Rapat Redaksi:
1.      Untuk mengkoordinasikan kebijakan redaksi dan liputan.
2.      Untuk menjaga kelancaran komunikasi antar staf redaksi (komunikasi antara reporter, lay outer, redaktur, dan sebagainya).
3.      Untuk memecahkan masalah yang timbul sedini mungkin (potensi hambatan teknis dalam peliputan, keterbatasan sarana/alat untuk peliputan, keamanan dalam peliputan, dan sebagainya)
4.      Untuk menghasilkan hasil liputan yang berkualitas.
Dari rapat redaksi ini, ditentukan topik yang mau diliput, sekaligus ditunjuk reporter yang harus meliputnya. Dalam pembahasan yang lebih rinci, bisa dibahas juga angle (sudut pandang) yang dipilih dari topik liputan bersangkutan, serta narasumber yang harus diwawancarai. Untuk ke lengkapan data, staf riset bisa diminta mencari data tambahan guna menyempurnakan hasil liputan nantinya.
1.      Penugasan Peliputan